Hari Santri Nasional 2023 diperingati dengan tema “Jihad Santri, Jayakan Negeri“. Tema ini diambil untuk merayakan semangat dan dedikasi para santri sebagai pahlawan pendidikan dan perjuangan kebodohan.
Jihad santri tidak hanya dimaknai sebagai perjuangan fisik melawan penjajah, tetapi juga perjuangan intelektual untuk membangun bangsa. Santri memiliki peran penting dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dan agama, serta menanamkan nilai-nilai moral dan karakter kepada masyarakat.
Di era transformasi digital saat ini, para santri dapat berkontribusi dalam memajukan bangsa dengan berbagai cara, seperti:
- Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Santri harus terus belajar dan menguasai IPTEK agar dapat bersaing di dunia global. IPTEK dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan berbagai bidang, seperti pertanian, industri, kesehatan, dan pendidikan.
- Menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Santri dapat menjadi agen perubahan dalam masyarakat dengan menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin, yaitu nilai-nilai yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Nilai-nilai ini dapat menjadi perekat bangsa dan menciptakan kehidupan yang harmonis.
- Menjadi teladan bagi masyarakat. Santri harus menjadi teladan bagi masyarakat dalam hal akhlak dan perilaku. Santri harus menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang damai, toleran, dan cinta kasih.
Berikut adalah beberapa contoh jihad santri di era transformasi digital:
- Santri dapat mengembangkan aplikasi mobile atau website untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses berbagai informasi dan layanan, seperti pendidikan, kesehatan, dan agama.
- Santri dapat membuat konten-konten kreatif di media sosial untuk menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin dan melawan berbagai konten negatif.
- Santri dapat menjadi entrepreneur muda yang mengembangkan usaha-usaha berbasis digital.
- Santri dapat menjadi tenaga pengajar di bidang IPTEK dan agama di berbagai lembaga pendidikan.
Santri: Sebuah Kata, Berbagai Arti
Sejarah kata santri masih menjadi perdebatan di kalangan ahli bahasa. Ada dua pendapat utama mengenai asal-usul kata santri, yaitu: Pendapat pertama mengatakan bahwa kata santri berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu “shastri” yang berarti “orang yang memiliki pengetahuan tentang kitab suci” atau “melek huruf”. Pendapat kedua mengatakan bahwa kata santri berasal dari bahasa Jawa, yaitu “cantrik” yang berarti “pelayan atau pengikut”.
Pendapat pertama didukung oleh fakta bahwa kata “shastri” sudah digunakan dalam bahasa Sanskerta sejak ribuan tahun yang lalu. Kata tersebut juga digunakan dalam bahasa-bahasa India lainnya, seperti bahasa Hindi dan bahasa Bengali.
Pendapat kedua didukung oleh fakta bahwa kata “cantrik” sudah digunakan dalam bahasa Jawa sejak zaman Hindu-Buddha. Kata tersebut digunakan untuk menyebut para pembantu atau pengikut seorang guru spiritual.
Dalam perkembangannya, kata santri digunakan untuk menyebut orang-orang yang belajar di pesantren. Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam yang menggunakan metode sorogan dan bandongan.
Pada masa penjajahan Belanda, kata santri digunakan untuk menyebut orang-orang yang menolak untuk mengikuti pendidikan Barat. Para santri sering kali dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan Belanda.
Pada masa kemerdekaan, kata santri digunakan untuk menyebut orang-orang yang mendalami ilmu agama Islam. Para santri berperan penting dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan, keagamaan, politik, dan militer.
Pada tahun 2015, pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Hari tersebut diperingati untuk mengenang peran santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan kata santri dalam bahasa Indonesia:
- “Dia adalah seorang santri yang belajar di pesantren.”
- “Santri berperan penting dalam penyebaran Islam di Nusantara.”
- “Pemerintah Indonesia menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.”
Peristiwa Resolusi Jihad – Hari Santri 2023
Peran santri dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia semakin besar setelah dikeluarkannya maklumat Resolusi Jihad oleh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945.
Resolusi Jihad tersebut menyatakan bahwa hukum jihad fi sabilillah wajib bagi setiap muslim untuk melawan penjajah Belanda dan Sekutu.
Maklumat Resolusi Jihad tersebut membakar semangat para santri untuk melawan penjajah. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya santri yang bergabung dalam laskar perjuangan dan ikut serta dalam berbagai pertempuran.
Peran santri dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sangatlah besar. Mereka berperan dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan dan keagamaan, politik, hingga militer.
Semangat perjuangan santri tersebut merupakan warisan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh generasi penerus bangsa.
Unduh Logo dan Filosofi Hari Santri 2023
Dengan berbagai kontribusi tersebut, para santri dapat berperan aktif dalam memajukan bangsa Indonesia dan mewujudkan jihad santri, jayakan negeri. (Alm)
Selamat Hari Santri Nasional 2023! #JIHADSANTRI #JAYAKANNEGERI